Dancing Red Rose

MEMAKNAI SEBUAH KEGAGALAN



Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Semboyan itu memotivasi setiap insan untuk mencapai hal yang diinginkan.
Setiap orang mempunyai cita-cita. Mungkin tidak terucapkan dengan kata-kata. Atau bahkan tidak sempat menuliskan idealismenya. Tidak sempat pula menyampaikan kepada orang yang dianggap dapat dipercaya.
Suatu keinginan bahkan hanya menjadi angan. Namun tak mengapa. Hidup bukanlah lembaran kertas mulus dengan satu warna. Hidup adalah buritan karya dengan multi tekstur. Banyak perbedaan yang kadang sulit diukur.
Bolehlah kita punya harapan. Ibarat sebuah perjalanan, harus ada sebuah tujuan. Mungkin banyak pilihan, gagasan, dan juga contoh dari tokoh-tokoh yang diidolakan. Keinginan menggapai cita-cita menjadi lebih dekat dengan kenyataan. Namun apa daya. Manusia berusaha Tuhan yang menentukan. Persiapan yang begitu lama, usaha sekuat tenaga, bahkan dengan mencari ilmu dari berbagai sumber ilmu. Terkadang sulit diduga.  Tidak selalu yang baik berada di depan. Tidak selalu yang lemah ada di bawah. Itulah realita kehidupan. 
Banyak teori tentang keberhasilan. Banyak pula motivasi tentang kegagalan. Masing-masing sudah punya takaran. Orang bijak berkata, "Rejeki takkan tertukar". Tidak bisa ditelan mentah-mentah ungkapan tersebut. Kita diwajibkan tetap berusaha. Keberhasilan bisa dalam bentuk yang berbeda. Sebagai manusia biasa, kadang yang dominan adalah banyak mengeluh. Sering kegagalan identik dengan tertundanya cita-cita yang diidamkan. Padahal masih banyak kemungkinan keberhasilan-keberhasilan pada hal lain. Masih banyak potensi yang bisa digali.
Untuk itu diperlukan adanya fundamental mindset tentang sebuah keberhasilan. Target boleh tinggi, namun tetap ingat kondisi. Lompatan perlu dilakukan, namun ingat kesempatan.
Langkah bijak tentang pemahaman jangkauan adalah step by step. Pencapaian yang matang akan lebih permanen dibanding sebuah keberhasilan instan. Orang boleh berkhayal tentang sebuah capaian. Orang boleh bermimpi tentang sebuah posisi. Namun ingat, bahwa kegagalan bisa saja terjadi. Yang ada di depan mata, itulah yang terbaik. Yang nyata, itulah yang aset kita.
So, banyak bersyukur dan tetap introspeksi diri. Kegagalan menjadi cambuk untuk lebih mengembangkan diri. Semoga kesempatan lebih terbuka.

Salam

5 comments:

  1. Aamiin..
    saya setuju dengan tulisannya...

    (NOTE: Pak mohon maaf, jika setiap paragrafnya diberikan spasi tentukannya akan lebih menyenangkan lagi membacanya) Mohon maaf...

    Ayo Terus Menulis

    ReplyDelete
  2. Bagus tulisannya.. .hanya paragrafnya kalau saya lihat dari hp ini seperti menyatu. ..tapi sudah mantap isinya. Semangat

    ReplyDelete
  3. Sepakat dengan tulisan Pak Ismanto. Kegagalan bukan untuk kita berhenti tapi menjadi cambuk agar mencapai keinginan kita

    ReplyDelete